Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Novel Jendela Seribu Sungai Karya Miranda Seftiana Dan Avesina Soebli
Abstract
Sastra mengandung dan mencerminkan sikap hidup masyarakat di mana dan kapan sastra itu diciptakan. Tidak terkecuali sastra yang lahir dan berlatar belakang masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu, Berbagai teks kesastraan diyakini mengandung unsur moral dan nilai-nilai yang dijadikan “bahan baku” pendidikan dan pembentukan karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Jendela Seribu Sungai Karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian berupa novel Jendela Seribu Sungai yang ditulis oleh Miranda Seftiana dan Avesina Soebli. Data penelitian berupa kata-kata, frasa, kalimat, dialog para tokoh, dan paragraf dalam novel Jendela Seribu Sungai Karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli yang berkaitan dengan nilai pendidikan karakter. Setelah data terkumpul, data akan dianalisis secara deskriptif dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang meliputi nilai persahabatan, kreatif, religius, peduli sosial, rasa ingin tahu, cinta tanah air, dan disiplin. Nilai-nilai pendidikan karakter ini tergambar dalam berbagai tradisi dan tata cara hidup masyarakat Banjar.
References
Endraswara, S. (2016). Metode Penelitian Ekologi Sastra. CAPS.
Endraswara, S (Ed.). (2016). Sastra Ekologis Teori dan Praktik Pengkajian. CAPS.
Endraswara, S. (2016). Ekokritik Sastra. Morfalingua.
Ideham, M.S dkk. (2007). Urang Banjar dan Kebudayaannya. Banjarmasin: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/08/28/fakta-seputar-kambang-barenteng-di-kabupaten-banjar-dari-ritual-kematian-hingga-kampung-melati (diakses tanggal 26 Februari 2021)
https://fasnina.com/batik-sasirangan/ (diakses tanggal 26 Februari 2021)
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3433804/setelah-makan-manggis-dilarang-minum-minuman-bergula (diakses tanggal 26 Februari 2021)
http://www.home.co.id/read/5251/unik-tanaman-ini-bisa-berubah-warna-saat-terpapar-sinar-matahari (diakses tanggal 26 Februari 2021)
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/nasi-astakona-suatu-istilah-dari-sastra-indonesia/ (diakses pada 26 Februari 2021)
http://kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=622:mundar-garcinia-forbesii-si-manggis-merah-sumber-daya-genetik-kalimantan-selatan&catid=4:info-aktual (diakses tanggal 26 Februari 2021)
https://republika.co.id/berita/lv7333/lahung-durian-khas-hutan-kalimantan-mulai-punah (diakses tanggal 26 Februari 2021)
Leha, N. (2017). Representasi Pendidikan Karakter Pada Motif Kain Sasirangan Khas Etnik Banjar di Kalimantan Selatan. Prosiding SENASGABUT (1), 132-140.
Nurgiantoro, B. (2015). Teori Pengkajian Fiksi.
Gadjah Mada University Press.
Seftiana, M & Avesina S. (2018). Jendela Seribu Sungai. PT Grasindo.
Wibowo, A. (2013). Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Pustaka Pelajar.
Z.F. Zulfahnur, dkk. (2014). Teori Sastra. Universitas Terbuka.